Komposer Doom Eternal Mick Gordon Bongkar Pengalaman Buruk Bersama id Software
Doom Eternal Mick Gordon – Musik sering menjadi aspek game yang diabaikan oleh gamer, namun musik yang bagus akan selalu pelapis pelengkap dalam membangun atmosfir dan identitas game. Doom menjadi salah satu franchise game yang dikenal akan katalog musiknya yang ikonik dandigemari oleh gamer dan komposer Mick Gordon menjadi sosok penting dibalik dari Doom (2016) dan Doom Eternal.
Meski dengan katalog soundtrack luar biasa dari Mick Gordon untuk kedua game terbaru Doom, secara mendadak Mick Gordon dipecat dari posisinya yang kemudian digantikan oleh Andrew Hulshult saat produksi ekspansi Doom Eternal. Pada awal tahun 2020, album OST Doom Eternal dirilis dan fans merasa kalau sound mixing dan editting dari album ini terdengar tidak rapi layaknya soundtrack yang digarap oleh Mick Gordon sebelum-sebelumnya.
Tak lama kemudian, Mick Gordon menjelaskan kalau dia tidak sepenuhnya memegang ahli mixing di dan hanya mengurus 12 dari 57 lagu yang ada dalam album.
Daftar isi
Awal Mula Masalah antara Komposer Doom Eternal Mick Gordon dengan Sutradara id Software
Tak lama kemudian, Marty Stratton, sutradara utama dari Doom Eternal, membuat surat terbuka di Reddit apabila Mick Gordon sudah tidak lagi berkerja sama dengan Id Software. Dia menyebut Mick Gordon sebagai sosok yang gagal mengejar deadline selama berkali-kali, membuat dia khawatir tidak dapat mengejar target rilis album sesuai yang dijanjikan studio kepada gamer khususnya yang pre-order edisi kolektor. Dia juga menambahkan kalau Id Software tidak akan lagi berkerja sama dengan Mick untuk ekspansi dan kemungkinan besar juga sekuel Doom selanjutnya.
Dua tahun setelah pernyataan tersebut dipublikasi, Mick Gordon memutuskan untuk merespon dan memberi tahu fans apa yang sebenarnya terjadi di balik layar.
Mick Gordon Jelaskan Pengalaman Buruknya
Lewat Twitter, Mick jelaskan kalau produksi soundtrack dari game tersebut benar-benar mimpi buruk dari awal hingga selesai mulai dari koordinasi yang tidak jelas. Belum lagi lembur ekstrim yang bisa mencapai 18-20 jam sehari untuk mengejar deadline.
Tidak sampai disitu saja, masalah belum dibayar banyak dari hasil kerjanya, hingga pengumuman mendadak soal jadwal rilis album OST yang akan dimuat dalam edisi kolektor game yang dimana tidak ada konfirmasi terlebih dahulu dengannya.
Mick memulai ceritanya dengan mendeskripsikan deadline ketat yang diberikan oleh studio. Id Software menginginkan Mick untuk produksi dan memberi mereka 2 trek per bulan. Akan tetapi, dia menjelaskan kalau dia tidak punya arahan untuk memproduksi trek soundtrack ini karena bahan seperti level, konteks, dan aksi apa yang akan terjadi untuk diiringi musik tidak diberikan oleh Id Software.
Koordinasi yang tidak jelas ini membuatnya terpaksa untuk mengaju rencana alternatif yang dimana ia akan memberikan trek dasar yang dapat diubah dan disesuaikan kapan saja secara spesifik sepanjang pengembangan level berlangsung. Ide ini ditolak oleh Stratton, alhasil Mick harus lembur untuk dapat menyelesaikan musik untuk level yang bahkan belum didesain. Tak jarang musik yang telah dibuat akan dibuang begitu saja karena tidak cocok dengan level yang baru saja dikembangkan tim desainer.
Mick juga komplain akan permasalahan gaji selama berkerja untuk game tersebut. Sempat satu kali Id Software mencoba untuk membatalkan pembayaran karena mereka “berubah pikiran” dan tak mau menggunakan musik yang diberikan, terjadinya penundaan pembayaran beberapa kali hingga pernah mencapai titik dimana ia tak digaji selama 11 bulan. Ketika game akhirnya rilis, dia mengatakan bahwa pada akhirnya Id Software menggunakan hampir semua musik yang diberikan, termasuk yang sebelumnya ditolak karena tidak cocok, tetapi dia mereka bayar.
Kembali pada kontroversi albu OST di bulan April 2020 lalu, Mick jelaskan apabila kualitas musik yang dirilis oleh Id Software dalam album OST sangatlah buruk mulai dari mixing yang tidak rapi serta banyak kesalahan teknis audio lainnya yang dia takkan abaikan jika ia yang mengurusnya. Hal tersebut tak dapat dihindari karena dia tak diberi waktu lebih serta mayoritas lagu diurus oleh tim suara dari Id Software ketimbang dirinya langsung.
Hubungan kerja yang buruk antara Mick Gordon dalam produksi soundtrack game ini menjadi bagian cerita yang tidak disebutkan sama sekali oleh Marty Stratton dan menurut Mick, dia sempat menawarkan bayaran tutup mulut sebesar 6 figur untuk tidak membicarakan apa yang terjadi di balik layar.
Merasa Reputasi Dicemari oleh Cerita Bohong Sutradara dari Id Software
Resepsi dari album OST game-nya yang dirilis oleh Id Software menuai respon negatif. Album berisikan 57 lagu ini dicap fans tidak sesuai dengan kualitas Mick Gordon sebelumnya, dan hal tersebut sudah jelas melihat Mick hanya dapat mengurus 12 lagu saja dan sisanya diahlikan oleh Chad Mossholder selaku desainer audio Id Software.
Mick kemudian menjelaskan kalau Marty seakan-akan menyalahkan semua situasi ini ke dirinya hingga akhirnya membuat surat terbuka di Reddit yang mengklaim kalau kualitas buruk album yang dirilis itu disebabkan oleh Mick Gordon yang tidak profesional dan tak mampu mengejar deadline.
Mick merasa kalau Marty telah merusak reputasi karir dan juga pribadinya secara publik. Setelah segala usaha untuk temukan titik damai gagal, Mick merasa kalau sudah saatnya untuk membagikan cerita perspektinya ke internet.
“Dengan merilis pernyataan ini, saya menggunakan hak saya untuk membela diri. Ini adalah pembelaan saya, bukan serangan tak beralasan, yang saya keluarkan dengan berat hati setelah semua usaha untuk menyelesaikan masalah ini telah gagal,” tulis Mick di Twitter.
Sumber: Wccftech
Baca pula informasi Gamebrott lainnya tentang Doom Eternal beserta dengan kabar-kabar menarik lainnya seputar dunia video game dari saya, Muhammad Maulana. For further information and other inquiries.