Kisah Oscar Tamio- Dulu Dibully Kurus, Kini Jadi Atlet Binaraga

Ada banyak alasan mengapa orang mengambil jalan hidup sebagai atlet. Salah satunya atlet binaraga muda Oscar Tamio yang terpicu bully kawan-kawannya.

Menjadi atlet adalah kebanggaan bagi setiap orang karena bisa mengharumkan nama pribadi maupun negara lewat prestasi. Tidak sedikit orang-orang yang mengimpikan bisa berkarier sebagai atlet.

Tapi, ada juga yang menjadi atlet karena “kecelakaan” atau masa lalu yang buruk. Ini pula yang dialami oleh Oscar Tamio, binaragawan muda asal Jakarta.

Pria kelahiran 19 September 2000 itu memilih jalan sebagai atlet binaraga di usia 15 tahun. Saat itu Oscar yang masih duduk di kelas 1 SMA kerap dirundung teman-temannya karena badannya yang kurus kerempeng.

Tak tahan dengan ejekan tersebut, Oscar mengalihkan amarahnya itu menjadi energi positif. Dia memilih untuk nge-gym demi membentuk badannya menjadi atletis.

Siapa sangka, hobinya itu malah membuat Oscar nyemplung sebagai atlet binaraga profesional di usia 20 tahun.

Baca juga: 4 Atlet PERBAFI Turun di WFF Asia Pacific 2023, Ditargetkan Medali

“Saya dulu sering dibully karena badan saya kurus, mirip kaya sumpit. Oleh karenanya, saya pun memutuskan untuk fokus menjadi atlet binaraga dan malah keterusan hingga sekarang. Intinya sih pasti ingin agar badan kita sehat,” ujar Oscar Tamio dalam perbincangan dengan detikSport.

Jalan Oscar menuju panggung binaraga dunia mulai dirintisnya. Untuk tahun ini, Oscar sudah mengikuti dua ajang, yakni Osbond Body Contest di Jakarta yang diselesaikan di posisi 15 besar dan Physical Culture Association (PCA) Thailand International Maret lalu.

Oscar yang turun di kelas Junior Men’s Physique Putra memperkuat Team Redcon1 Indonesia. Pada ajang tersebut, Oscar sukses meraih medali perak di kelas Junior Men’s Physique (U-23).

Pencapaian ini merupakan sesuatu pencapaian yang luar biasa karena Oscar saat itu masih berusia 22 tahun dan mampu mengungguli banyak atlet yang lebih berpengalaman.

Apalagi persiapan Oscar tidak mudah karena dia juga harus menjadi pegawai swasta di perusahaan milik orangtuanya. Oleh karenanya, Oscar pun harus pintar-pintar membagi waktu dan tentunya mengatur dana bertanding yang tidak sedikit.

“Ya lumayan susah juga sih karena saya juga kerja dengan ayah saya setiap hari, dan saya harus sambil prepare buat pertandingan. Saya letih lemah dan lesu. Tapi apa boleh buat saya harus berikan hasil yang terbaik walaupun saya sambil kerja. Jadi pengaturan waktunya harus bagus,” papar Oscar.

Oscar belum puas dengan pencapaian itu dan bertekad untuk tampil lebih baik di dua ajang tahun depan, yakni NPC Worldwide Malaysia dan Singapura serta PCA Thailand.

Untuk itu, Oscar akan berlatih di sisa tahun ini demi mencapai targetnya itu sekaligus masuk menjadi atlet Perbafi (Persatuan Binaraga dan Olahraga Fisik Indonesia).

“Saya belum puas dan ingin mencapai yang lebih lagi tahun depan. Target saya adalah medali emas di ajang-ajang itu. Maka saya sudah membangun gym sendiri di rumah agar lebih fokus untuk dalam berlatih.”

Sementara itu, Team Redcon1 Indonesia berharap Oscar bisa mendapatkan prestasi yang lebih musim depan. Maka mereka akan membantu proses Oscar menuju ke sana.

“Oscar sudah mempersiapkan diri kurang lebih 3 bulan agar bisa mencapai hasil yang maksimal, sudah sepantasnya kalau dia juara. Ini merupakan bagian dari pembinaan agar prestasi yang tercapai bisa ditunjukkan kepada dunia dalam rangka mewakili Negara Indonesia,” Kata William Njomin selaku Koordinator Team Redcon1 Indonesia.

William Menyebutkan level persaingan di luar negeri lebih ganas dan mengerikan. Apalagi dari segi profesionalisme dan penjurian juga lebih fair. Tetapi TEAM Redcon1 Indonesia tetap optimistis atlet-atlet mereka akan meraih medali lagi.

“Kami berharap dari Team Redcon1 Indonesia bahwa atlet-atletnya akan meraih lebih banyak medali lagi tahun depan. Dan itu sudah pasti akan terjadi jika kita terus focus dan konsisten kepada tujuan kita,” papar William.

Baca juga: Indonesia Raih 13 Medali di WFF Singapore Grandprix 2023