Cerita Nitya Krishinda Maheswari Jadi Pelatih Bulutangkis
Nitya Krishinda Maheswari pensiun sebagai atlet setelah banyak dibekap cedera. Peraih medali emas ganda putri Asian Games 2014 itu memutuskan gantung raket dan kini merintis jalan sebagai pelatih.
Nitya mendampingi atlet-atlet PB Mutiara Cardinal yang tengah bertanding di BNI Sirnas A DKI Jakarta 2023, khususnya di nomor ganda putri. Ditemui di sela-sela BNI Sirnas A DKI Jakarta 2023, di GOR UNJ, Rawamangun, sosok yang karib disapa Titin itu mengisahkan tentang keputusannya memilih jalan menjadi pelatih.
Semula, Nitya mengaku ingin happy-happy usai setelah. Tapi kegundahannya atas prestasi bulutangkis Indonesia, khususnya ganda putri, membuatnya ingin ikut berkontribusi langsung buat cabang olahraga yang pernah membawanya meraih prestasi tertinggi.
Baca juga: Nitya Krishinda hingga Simon Santoso di BNI Sirnas Jakarta |
“Dari gantung raket itu aku mau happy-happy, mau menikmati hidup karena hampir setengah hidup disiksa,” kata Nitya seraya tertawa kala berbincang dengan detikSport.
“Cuma ada di satu momen, khususnya di sektor aku ganda putri, dengan hasil pencapaian Greysia Polii/Apriyani Rahayu, luar biasa, ini lo akhirnya ganda putri yang selalu dipandang sebelah mata. Nah, semakin ke sini, Indonesia dengan pelapisnya punya gap jauh. Saat itu, ada momen berasa jadi netizen, komentar ‘Kok kalahan?’.”
“Kalau aku jadi netizen, akan selalu menjadi tanda tanya tanpa do nothing. Akhirnya berpikir, ‘saya bisa kasih kontribusi apa?’ Saat itu, aku pulang kampung ke Blitar untuk bantu di klub dulu, sampai ada tawaran di PB Mutiara.”
Baca juga: Destinasi Populer Jakarta yang Wajib Dikunjungi Usai Nonton BNI Sirnas A |
“Jadi kalau (sejak awal) ingin menjadi pelatih, tidak. Tapi Tuhan kasih jalan dengan pertanyaanku, kenapa ganda putri di Indonesia kok gapnya masih jauh? Mungkin kontribusi saja sekarang bikin bibit-bibit yang sekiranya bisa menunjang Pelatnas ada generasinya,” tuturnya.
Sebelum ini, sejak tak lagi menjadi atlet bulutangkis, Nitya Krishinda Maheswari pernah menjalani peran sebagai pelatih di Pelatnas PBSI. Terutama melatih para pemain pelapis di skuad tim ganda putri, sebelum akhirnya bergabung dengan klub Mutiara.
Sejak itu, Nitya mengaku mulai banyak belajar. Apalagi melatih atlet yang belum sepenuhnya matang seperti di Pelatnas, memiliki tantangan lebih besar dan butuh penyesuaian.
Baca juga: Berkah BNI Sirnas Jakarta: GOR UNJ Ramai Terus, Dagangan Laris Manis! |
“Perbedaannya sangat jauh (antara atlet Pelatnas dengan klub). Jika kita bicara pelatih di Pelatnas, bahannya sudah ada dengan standar yang sudah pasti, oh standar ganda segini, tinggal poles mental. Tapi di klub dengan faktor usia yang berbeda, lalu melatih anak remaja bukan teknik saja, tapi harus bisa jadi pendengar, mood-nya. Jadi jauh sekali,” kata Nitya.
“Tapi balik lagi jadi lebih seru. Dalam arti saya jadi paham, pelatih klub itu sangat hebat, karena mereka bisa membimbing atlet menjadi sesuatu dengan mental yang mereka bentuk, dengan fisik yang mereka olah, sampai anak ini jadi. Dan tak segampang itu.”
Nitya menambahkan, terjun ke dunia pelatih bukan perkara mudah. Banyak kesulitan-kesulitan yang dialami seorang pelatih, khususnya di level klub.
Baca juga: Di BNI Sirnas, Ayah Marcus Gideon Bahas Karier Putranya |
“Kalau bisa memilih lebih baik menjadi atlet, karena atlet fokus latihan, istirahat, tanding, sudah. Sementara menjadi pelatih harus menjaga; harus begini, moodnya begini, persiapan bagaimana, harus diingatkan.”
“Kadang kan beberapa netizen ada yang bilang, bagaimana nih pelatihnya yang harus diganti. Mau pelatih bagaimana pun tak segampang itu untuk bisa membentuk seorang juara.”
“Jadi harus ada kepercayaan juga antara atlet dan pelatih, dan untuk bentuk kepercayaan itu harus cari cara bagaimana masuk ke anak sekarang, jadi memang harus kita menyesuaikan. Dan tak bisa kita menarik mereka masuk ke zaman kita,” lanjutnya.
Baca juga: Ariella/Rachel Kalahkan Salma/Vanessa di 16 Besar BNI Sirnas Jakarta |
Saat ini, Nitya Krishinda Maheswari tercatat sudah menjalankan kariernya sebagai pelatih klub PB Mutiara selama delapan bulan. Ia juga sudah beberapa kali mendampingi atletnya di BNI Sirnas 2023. Ia pun berharap atlet-atletnya dapat memberikan hasil maksimal.
“Kami ada target untuk podium pasti, tapi balik lagi kami sebagai pelatih tak mau terlalu menekan atlet lah. Aku juga pernah menjadi atlet, kalau semakin ditekan, semakin banyak mikir, main juga belum tapi sudah banyak pikiran yang berat. Itu juga gak enak. Jadi sekarang aku lebih balance untuk mengaplikasikan ke anak,” Nitya menandaskan.
Simak rangkuman informasi BNI Sirkuit Nasional 2023 selengkapnya di halaman khusus berikut ini!
(mcy/krs)